Rasanya saat pertama kali berdiri di depan gerbang pendakian gunung tambora itu, sungguh mengharukan. jujur, gunung yang selama ini cuma saya lihat di TV, Medsos, Majalah, Koran. akhirnya berhasil saya singgahi. gak sia-sia 3 hari perjalanan Bekasi-Desa Pancasila. akhirnya bisa menginjakkan kaki disini.
Perjalanan modal nekat dan tekad ini berawal dari senior SMA saya, kak toloy. yang mengajak saya untuk mendaki gunung rinjani dan tambora pada tanggal 26 januari 2016, sekalian explore NTT. saya pun dengan semangat mengiyakan ajakan kak toloy. karena memang sudah lama saya memimpikan perjalanan yang maha jauh ini hahaha.
Rencana awal, perjalanan ini diikuti oleh 3 personil, tetapi 1 orang gugur. jadi hanya 2 orang yang akhirnya pergi ke tambora. yaitu, saya dan kak toloy.
banyak yang bilang
"kok lo berani sih ca cewe sendiri ?"
"kok boleh sih sama nyokap, bokap lo. pergi berduaan ?"
dan pertanyaan yang paling ganggu adalah
"lo gak takut apa berdua doang ? ntar diapa-apain loh !"
yaelaaaa dengan tenang dan santai, walaupun rada kesal juga sih, saya jawab saja seperti ini
"ya berani-berani aja, kebetulan gue pernah nanjak juga sama kak toloy, alhamdulillah aman-aman aja tuh, sopan juga anaknya. makanya gue berani ngetrip berdua doang. lagian di jalan juga pasti akan ketemu temen yang mau nanjak juga, jadi pasti gak berdua doang"
"ya Alhamdulillah, bokap nyokap tau kok gue nanjak cuma berdua. gue di izinin ya mungkin karena selama ini gue udah menjaga kepercayaan yang mereka kasih ke gue, makanya ketika gue mau pergi-pergi jauh kayak gini, orang tua gue juga percaya kalo gue gak akan berbuat aneh-aneh. lagian kata orang tua gue, gue udah gede kali, udah bisa bedain mana yang baik dan buruk".
dan untuk pertanyaan terakhir, gue jawab gini
"yaela, apaan si pertanyaan lo. hahahaha, nggak lah. insyaAllah aman, percaya gue sama partner trip gue, baik-baik, dan sopan-sopan semua. kalo gak baik sama sopan, juga gak mau gue nanjak berdua doang"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Berat Carrier di punggung saya kurang lebih 19 kilo. Astaghfirullah... mau menjerit rasanya. salah satu penyebab barang bawaan banyak adalah, kurangnya personil, jadi bawaan kelompok hanya kami bagi berdua saja, tenda, cooking set, flysheet, dll.
siang itu saya dan kak toloy berangkat dari stasiun kranji, menuju stasiun pasar senen. untuk kembali naik kereta dari jakarta menuju malang jam 3 sore nanti.
jujur, belum terbayang seperti apa perjalanan ini, jakarta-malang terasa sangat lama. apalagi saya bukan tipe seorang pejalan yang bisa tidur di kereta. saya itu kalau sedang perjalanan hobinya ngobrol dan berkhayal hahaha. sedangkan kak toloy, tidur, bangun, tidur, bangun sewaktu di kereta.
sampai saya bosan sendiri karena tak ada yang bisa di ajak berbincang.
Akhirnya tiba juga di Malang !, rasanya ingin rebahan di jalan, sejenak meluruskan badan. tulang serasa remuk. jakarta-malang jauh juga ternyata.
sesampainya di malang, kami langsung sarapan nasi rawon di depan stasiun, sembari menunggu dua orang teman kak toloy, yang ternyata senior SMA saya juga.
berbincang sejenak dengan seorang pejalan, kemudian dua orang teman kak toloy datang, dan kami bergegas istirahat ke kontrakannya. lumayan, tempat singgah untuk mandi, tidur dan kami sempat membeli logistik yang masih kurang.
malang memang hanya sebagai tempat singgah sejenak. sebelum kami kembali melanjutkan perjalanan ke stasiun banyuwangi baru menggunakan kereta. ya Allah... kereta lagi ya... :')
setelah berjam-jam perjalanan, akhirnya kami tiba di banyuwangi jam 12 malam, dan kami bergegas menuju pelabuhan ketapang, untuk segera menyebrang ke pulau bali menggunakan kapal feri.... akhirnya, pindah pulau juga.
pagi-pagi buta kami tiba di pelabuhan gilimanuk, bali. kami dan seorang kenalan berjalan mencari bis menuju pelabuhan padang bay untuk menyebrang ke pulau lombok. saya baru sadar, saya benar-benar kurang tidur. mata pun mulai berkantung, kelelahan.
sekitar jam 8 pagi kami tiba di pelabuhan padang bay, dan segera menaiki kapal feri untuk menyebrang ke lombok. bahagia rasanya, semakin dekat dengan tujuan...
di kapal feri saya berkenalan dengan seorang mahasiswi asli lombok yang kuliah di malang, Maya namanya. dia pun menawarkan kami untuk singgah dirumahnya ketika kami sudah turun dari tambora nanti. wah lumayan ya, ada tempat singgah. hahaha.
maya membantu kami mencari bis dari terminal menuju dompu. dia yang membantu kami menawar harga tiket, selain maya juga ada teman saya Rizky yang ikut membantu dan bertemu saya untuk pertama kalinya di lombok. hahahaha, maklum teman facebook zaman dulu.
naik bis, menyebrang kembali, mengarungi lautan... semakin terasing saya rasanya. tapi ada hal menarik sewaktu kami menyebrang daro lombok ke sumbawa. sewaktu di kapal feri, saya duduk sendirian di luar, kak toloy di dalam ruangan. tiba-tiba ada dua orang bapak-bapak yang mengajak saya berbincang. ternyata si bapak ini dulunya seorang petualang, hobi touring. beliau juga mengajak saya dan kak toloy untuk singgah di rumahnya di bima, diajak memancing dll. kemudian si bapak bertanya kepada saya
Akhirnya tiba di manggalewa, dompu. sembari menunggu bis menuju desa pancasila tiba, kami beristirahat di sebuah masjid, sembari sholat subuh disini.
dari subuh sampai jam 9 pagi bis belum datang-datang. saya menyempatkan diri untuk berbelanja beras dan sayur di pasar.
jam 10 akhirnya bis datang, tetapi sudah sesak dengan penumpang. kak toloy duduk di atap bis, hahaha. dan saya juga berharap duduk di atap bis, tapi dilarang oleh kenek bis, katanya terlalu beresiko, saya disuruh duduk di dalam, padahal saya ingin mencicipi duduk di atap bis, seru sepertinya.
supir sumbawa, jangan di tanya, cara mengemudinya sukses bikin saya terus-terusan membaca doa, apalagi saat melewati tikungan yang sisinya jurang, ya Allah... langsung lemas jantung saya rasanya.
di dalam bis, kami bertemu dengan seorang mahasiswa asli dompu yang kuliah di makassar, kebetulan saat ini dia baru saja pulang ke kampung halamannya. kami di ajak main kerumahnya, berbincang seputar gunung tambora, di beri makan gratis, dan saya menyempatkan diri untuk tidur. hahaha selama perjalanan baru kali ini saya tidur pulas dan puas.
kami diantar menuju desa pancasila, ke basecamp gunung tambora. di basecamp kami disambut oleh pak syaiful, selaku pemilik basecamp. kami berbincang sejenak, bertanya-tanya seputar cuaca di tambora. kemudian kami beristirahat di penginapan berupa rumah panggung yang memang di sediakan untuk para pendaki.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~BERSAMBUNG~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
26 Januari 2016
Berat Carrier di punggung saya kurang lebih 19 kilo. Astaghfirullah... mau menjerit rasanya. salah satu penyebab barang bawaan banyak adalah, kurangnya personil, jadi bawaan kelompok hanya kami bagi berdua saja, tenda, cooking set, flysheet, dll.
siang itu saya dan kak toloy berangkat dari stasiun kranji, menuju stasiun pasar senen. untuk kembali naik kereta dari jakarta menuju malang jam 3 sore nanti.
jujur, belum terbayang seperti apa perjalanan ini, jakarta-malang terasa sangat lama. apalagi saya bukan tipe seorang pejalan yang bisa tidur di kereta. saya itu kalau sedang perjalanan hobinya ngobrol dan berkhayal hahaha. sedangkan kak toloy, tidur, bangun, tidur, bangun sewaktu di kereta.
sampai saya bosan sendiri karena tak ada yang bisa di ajak berbincang.
27 Januari 2016
Akhirnya tiba juga di Malang !, rasanya ingin rebahan di jalan, sejenak meluruskan badan. tulang serasa remuk. jakarta-malang jauh juga ternyata.
sesampainya di malang, kami langsung sarapan nasi rawon di depan stasiun, sembari menunggu dua orang teman kak toloy, yang ternyata senior SMA saya juga.
berbincang sejenak dengan seorang pejalan, kemudian dua orang teman kak toloy datang, dan kami bergegas istirahat ke kontrakannya. lumayan, tempat singgah untuk mandi, tidur dan kami sempat membeli logistik yang masih kurang.
malang memang hanya sebagai tempat singgah sejenak. sebelum kami kembali melanjutkan perjalanan ke stasiun banyuwangi baru menggunakan kereta. ya Allah... kereta lagi ya... :')
setelah berjam-jam perjalanan, akhirnya kami tiba di banyuwangi jam 12 malam, dan kami bergegas menuju pelabuhan ketapang, untuk segera menyebrang ke pulau bali menggunakan kapal feri.... akhirnya, pindah pulau juga.
28 Januari 2017
pagi-pagi buta kami tiba di pelabuhan gilimanuk, bali. kami dan seorang kenalan berjalan mencari bis menuju pelabuhan padang bay untuk menyebrang ke pulau lombok. saya baru sadar, saya benar-benar kurang tidur. mata pun mulai berkantung, kelelahan.
sekitar jam 8 pagi kami tiba di pelabuhan padang bay, dan segera menaiki kapal feri untuk menyebrang ke lombok. bahagia rasanya, semakin dekat dengan tujuan...
di kapal feri saya berkenalan dengan seorang mahasiswi asli lombok yang kuliah di malang, Maya namanya. dia pun menawarkan kami untuk singgah dirumahnya ketika kami sudah turun dari tambora nanti. wah lumayan ya, ada tempat singgah. hahaha.
maya membantu kami mencari bis dari terminal menuju dompu. dia yang membantu kami menawar harga tiket, selain maya juga ada teman saya Rizky yang ikut membantu dan bertemu saya untuk pertama kalinya di lombok. hahahaha, maklum teman facebook zaman dulu.
naik bis, menyebrang kembali, mengarungi lautan... semakin terasing saya rasanya. tapi ada hal menarik sewaktu kami menyebrang daro lombok ke sumbawa. sewaktu di kapal feri, saya duduk sendirian di luar, kak toloy di dalam ruangan. tiba-tiba ada dua orang bapak-bapak yang mengajak saya berbincang. ternyata si bapak ini dulunya seorang petualang, hobi touring. beliau juga mengajak saya dan kak toloy untuk singgah di rumahnya di bima, diajak memancing dll. kemudian si bapak bertanya kepada saya
"tinggal dimana dek ?"
"di bekasi pak"
"oh bekasi, saya dulu terakhir ke bekasi itu, ke daerah SBS"
"wah, seriusan pak ?. rumah saya di SBS pak"
"oalah, hahaha, tuh kan kalau lagi jalan-jalan gini, interaksi sama orang lain itu pasti ada saja ceritanya"
"hahahaha iya pak, betul"
dan ternyata si bapak ini kenal dengan tetangga saya -___-" hahaha,
29 Januari 2016
dari subuh sampai jam 9 pagi bis belum datang-datang. saya menyempatkan diri untuk berbelanja beras dan sayur di pasar.
jam 10 akhirnya bis datang, tetapi sudah sesak dengan penumpang. kak toloy duduk di atap bis, hahaha. dan saya juga berharap duduk di atap bis, tapi dilarang oleh kenek bis, katanya terlalu beresiko, saya disuruh duduk di dalam, padahal saya ingin mencicipi duduk di atap bis, seru sepertinya.
supir sumbawa, jangan di tanya, cara mengemudinya sukses bikin saya terus-terusan membaca doa, apalagi saat melewati tikungan yang sisinya jurang, ya Allah... langsung lemas jantung saya rasanya.
di dalam bis, kami bertemu dengan seorang mahasiswa asli dompu yang kuliah di makassar, kebetulan saat ini dia baru saja pulang ke kampung halamannya. kami di ajak main kerumahnya, berbincang seputar gunung tambora, di beri makan gratis, dan saya menyempatkan diri untuk tidur. hahaha selama perjalanan baru kali ini saya tidur pulas dan puas.
kami diantar menuju desa pancasila, ke basecamp gunung tambora. di basecamp kami disambut oleh pak syaiful, selaku pemilik basecamp. kami berbincang sejenak, bertanya-tanya seputar cuaca di tambora. kemudian kami beristirahat di penginapan berupa rumah panggung yang memang di sediakan untuk para pendaki.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~BERSAMBUNG~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
No comments:
Post a Comment
halo :D