Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun terbengkalai, akhirnya blog ini kembali mengudara.
bahagia rasanya, bisa kembali dengan sejuta kisah perjalanan yang siap saya bagikan dengan kalian semua...
Jadi, kisah perjalanan saya yang segudang ini, akan saya mulai dengan kisah perjalanan ke Dieng. bersama teman instagram saya,
riko, bang tio dan gojay, awalnya sih saya udah pernah ke dieng beberapa kali. akhir desember 2014, dalam rangka pendakian ke prau, tapi sayangnya tembok yang di dapat, alias kabut. kemudian agustus 2015 bersama teman kampus saya, dalam rangka pendakian prau (lagi), kemudian pada Oktober 2016, bersama riko dan fida dalam rangka menuntaskan rindu pada kabut dan ketinggian, dan yang baru-baru ini pada bulan februari 2017, dalam rangka melayat...
Selama di dieng, kami tinggal di rumah mas tanwir, di
desa parikesit, kejajar, dieng, wonosobo. duh rasanya tuh kalo tinggal dirumahnya serasa keluarga, baik-baik bangetlah orang-orang dieng. jadi terharu gitu pokoknya. di kasih tempat tinggal, makan-minum, diajak main ke ladang, bahkan di suruh bawa pulang kentang, carica...
intinya nih
kalo ke dieng, ga usah sibuk mikirin tempat tinggal, urusin sewa motor sama tiket transportasi sama wisata aja hahaha, eh sama uang jajan juga sih, soalnya kalo di dieng itu lapar mulu bawaannya. liat tukang bakso. mie ayam, cilok, bakso tusuk, mie ongklok, gorengan, duhh mau beli semuanya bawaannya... (maklum, kemarin itu jalan sama geng perut karet, jadi bawaannya lapar terus).
19 februari 2017
Alhamdulillah kami tiba di desa parikesit, setelah lelah duduk di bis dan kereta. akhirnya kami tiba di sambut dengan kehangatan semangkuk bakso yang sudah mangkal depan warung. alhasil kami makan dulu sekalian menikmati gerimis-gerimis manis nan syahdu di depan warung.
\setelah perut kami terisi, kami langsung bergegas ke rumah mas tanwir, meluruskan kaki, minum teh hangat dan kopi sambil berbincang-bincang. mata ini rasanya sudah berat, tapi masih sore. alhasil dikuat-kuatin sampai malam tiba...
20 februari 2017
yaaaa, jam 3 pagi saya, riko, bang tio dan gojay bersiap-siap untuk mengejar sunrise di sikunir. subuh-subuh dingin dan brrr beku rasanya wajah. 2 motor sewaan sudah siap, dan kami segera meluncurrrrr.
setelah mengendarai motor menembus kabut dan melawan udara dingin, kami tiba di desa sembungan, desa tertinggi di pulau jawa. duh ngeri ya julukannya hahaha.
saya pikir hari biasa sepi, ternyata lumayan ramai. ya kebanyakan rombongan tur sih.
setelah mengisi perut dengan semangkuk mie rebus, kami melanjutkan hiking ke puncak sikunir. ya lumayan menguras tenaga lah, tak sampai 20 menit kami sampai di atas, lumayan ngebut.
kami kedinginan di atas, menunggu sunrise yang tak kunjung muncul, tertutup awan rupanya. hmmm yasudahlah, beberapa saat kemudian matahari mulai muncul. kami hanya melihat sekilas kemudian turun. karena perut kami sudah keroncongan dan mulai terbayang sate lontong nikmat yang biasa mangkal di depan pos polisi.
21 februari 2017
Agenda kita hari ini adalah... bantuin mas sipu dan mas tanwir ke ladang, dalam rangka bersih-bersih ladng sebelum panen tiba. hahaha ini menjadi agenda rutin kami setiap berkunjung ke dieng. senang rasanya melihat kentang panen, kemudian kami masak menjadi sop atau kentang goreng untuk makan malam.
di ladang kami mencabut tanaman-tanaman liar yang tumbuh dan batang tanaman kentang yang sudah mati. masa tanam-panen kentang sekitar 4 bulan. dan ketika panen apabila semua kentang belum semuanya di angkut, maka biasanya petani-petani kentang ini menginap demi menjaga hasil panennya agar tidak dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
mas sipu bercerita saat kami sedang berteduh di sebuah gubuk. katanya, saat panen kemarin, hasil panen milik temannya di ladang sebelah di curi oleh seseorang menggunakan mobil, diperkirakan pencurian itu terjadi saat malam hari. 10 karung kentang habis di curi, sekitar 1 ton lebih beratnya. kata mas sipu, saat pencurian itu terjadi, harga kentang memang sedang tinggi, maka sangat rawan pencurian.
oh iyaaaa, niatnya nih habis berladang, siangnya kami mau berendam air panas di d'qiano, tapi hujan tak kunjung henti, ya apaboleh buat, kami dirumah saja sambil berbincang-bincang menikmati hujan dan dingin yang semakin menusuk.
kemudian sore hari, saat hujan mulai reda, saya dan riko membeli tiket kereta pulang di indomart. kami menembus kabut yang cukup pekat dengan sepeda motor. brrr dinginnya parah...
setelah membeli tiket, saya dan riko melihat tukang bakso, dan kami tergoda untuk makan, padahal di rumah ma tanwir kami sudah makan. hahaha.
setelah makan, kami mampir ke rumah mas udin, salah satu teman saya yang juga seorang ranger gunung prau via dwarawati. alhasil kami asik berbincang sampai jam setengah 7 malam. kemudian kami kembali pulang kerumah mas tanwir, sambil menunggu kedatangan ma aji yang menyusul dari jogja.
22 februari 2017.
personil kami bertambah, menjadi 5 orang. tambahan barunya adalah mas aji, teman mendaki saya sewaktu di gunung lawu dan gunung prau. dan juga orang yang selalu bersedia di repotin kalau saya dan elsa main ke jogja hahaha.
agenda kami di hari terakhir sebelum kepulangan kami ke jakarta adalah :
telaga merdada, sumur jalatunda, telaga menjer, batu pandang, candi arjuna dan kawah sikidang.
cuss kami berangkat....
dari pagi sampai sore, masih saja kurang puas rasanya mengelilingi dieng. savana pangonan belum sempat kami jelajahi, karena hujan. tapi ya setidaknya kami sudah melihat-lihat tempat yang belum pernah kami kujungi sebelumnya.
23 februari 2017
huaaaah sedih, kami harus pulang, dikarenakan revisian sidang saya belum selesai hahaha.dan teman-teman saya sudah bawel menanyakan revisian saya. hmmm baiklah, dieng. tunggu aku yaaa, aku akan segera kembali lagi nanti !!!
sedih rasanya, kebaikan warga desa parikesit selalu sukses membuat saya berat setiap meninggalkan dieng.
kesederhanaan dieng, keramah tamahannya selalu sukses membuat saya jatuh hati dengan tempat ini. rasanya ingin membeli tanah dan membuat sebuah perkebunan disini, mengelola homestay, membuat perpustakaan di dieng. ah, pasti seru...
dieng, aku akan selalu rindu kamuuu, satu-satunya tempat yang selalu membuat saya puas melepas rindu dengan kabut.