Wednesday, April 05, 2017

Stars and Rabbit - Man Upon The Hill





Asli ya, entah kenapa. setiap saya mendengar lagu ini, bawaanya selalu ingin lari sendirian ke dalam hutan.


menikmati setiap sinar matahari yang menembus masuk melalui celah-celah dahan pohon rimbun.


merasakan sunyi, sejuknya angin pegunungan, segarnya air yang mengalir langsung.


ah..., rindu gunung beserta isinya dan juga kisah-kisah yang terlukis disana...


Saturday, April 01, 2017

TAMBORA, Sebuah Perjalanan Impian (bagian 2)

30 Januari 2016

Ini lah hari yang sangat saya tunggu-tunggu. hari dimana pendakian gunung Tambora di mulai.
saya dan kak Toloy kembali mengecek ulang barang bawaan. beberapa barang yang memang tidak kami perlukan selama pendakian, kami titipkan di basecamp. 
setelah mengurus simaksi dll. kami mulai langkah kami, dengan beban carrier yang lumayan berat di punggung. kami mulai memasuki gerbang pendakian gunung Tambora.


trek awal, kami melewati perkebunan kopi, serta jalanan yang naik turun. kebetulan memang habis hujan semalam. jadi kondisi jalan memang agak sedikit becek dan licin. perjalanan menuju pos 1 memang sangat panjang dan berat. masih di dominasi oleh perkebunan kopi.
di pertengahan trek, saya bertemu dengan pak bakar, salah satu warga sekitar yang ingin menjemput temannya yang sedang mengambil kayu di dekat pos 1. mungkin karena melihat kami hanya berdua, dan wajah saya yang sudah sangat kelelahan. pak bakar menawarkan untuk membawa carrier saya sampai pos 1 menggunakan motor.
Alhamdulillah sekali, hahaha. akhirnya saya membawa daypack kak toloy, dan kami kembali melanjutkan perjalanan menuju pos 1.
ketika kami mulai memasuki hutan, hujan turun dengan deras. kami pun mempercepat langkah kami agar segera tiba di pos 1.


sesampainya di pos 1, kami melihat pak bakar sudah tiba dan duduk di dalam pos. kami pun berencana untuk membalas jasa pak bakar dengan memberikan ongkos angkut carrier. tetapi siapa di sangka, pak bakar menolak, katanya "gak usah dek, saya ikhlas. kasian kalian cuma berdua soalnya"
duuhh pak bakar baik sekali yaaa, alhamdulillah banget hahaha.
sebelum kembali melanjutkan perjalanan kami memutuskan untuk makan siang dahulu, berbekal nasi bungkus yang sudah kami beli di desa pancasila tadi.
ketika sudah siap melanjutkan perjalanan, hujan kembali turun dengan deras. akhirnya dengan alasan keamanan, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di dalam pos.


Tambora memang sepi sekali saat itu. seperti hanya kami berdua di gunung. sunyi, kabut, hujan, petir. suram rasanya.
tiba-tiba saat kami sedang berbincang di dalam tenda.

pendaki lain : "permisi... permisi..."
saya : "wahh ada orang kak !"
kak toloy : "i.. iyaaa sebentar" 
kak toloy : "wah masuk mas, mbak"
saya : "mau kopi mas, mbak ?"
pendaki lain : "wah boleh mbak"
saya : "nih mas"
pendaki lain : "makasih mbak"
kak toloy : "mau nanjak apa turun mas ?" 
pendaki lain : "mau turun mas, tadi udah sampai puncak, tenda saya hancur di obrak-abrik babi hutan"
saya dan kak toloy : "wah ngeri..."
pendaki lain : "mbak, masnya lagi bulan madu ?"
saya dan kak toloy : "hahhh ??, hahahahha"
kak toloy : "adik saya ini mas"
pendaki lain : "oalah, saya kira lagi bulan madu"
saya : "hahaha nggak mas" 
(-_____-)"

hmmm kurang lebih begitulah percakapan singkat bersama dua orang pendaki yang mampir di lapak kami.
malam pun tiba, saya dan kak toloy sedikit takut juga sebenarnya. hujan deras yang tak kunjung berhenti, petir. akhirnya kami memutuskan untuk turun esok hari, apabila cuaca masih tidak mendukung.


31 Januari 2016

Cuaca di gunung tambora masih di guyur hujan dengan intensitas deras dan sedang. kami berdua memutuskan untuk turun hari ini, sembari menunggu hujan sedikit reda.
ketika kami sedang packing di dalam tenda. tiba-tiba terdengan suara seseorang dari luar

bang ijal : "permisi..."
saya : "eh kak, lo denger ada suara orang gak sih ?"
kak toloy :"gak ada..."
saya : "ih, ada kok..."
bang ijal : "permisi..."
saya : "tuh kan ada... !, iyaa sebentar mas"



kemudian kami mempersilahkan dua orang pendaki yang barua naik itu untuk berteduh, dan ngopi-ngopi sejenak di tenda kami. setelah kami berkenalan dan berbincang-bincang. ternyata dua orang pendaki tersebut bernama bang ijal dan bang gus, keduanya berasal dari tangerang. mereka habis explore ntt, dan destinasi terakhir mereka ke gunung tambora, tetapi nasib mereka nampaknya sama seperti kami, terjebak di pos 1. hahahaha...
akhirnya atas bujukan bang ijal dan bang gus, kami sepakat untuk menginap lagi semalam di pos 1. apabila besok hari cerah, maka kami akanmelanjutkan perjalanan ke puncak. tetapi apabila masih hujan, kami memutuskan untuk turun.
berhubung hujan deras tak kunjung reda, akhirnya tenda saya yang untuk 2 orang sengaja di muat-muatkan untuk 4 orang, serasa pepes di dalam tenda.


1 Februari 2016

Berhubung hujan masih turun dari dua hari yang lalu. kami memutuskan untuk kemali ke desa pancasila. kami ber 4 packing dan menunggu di dalam pos, sembari menunggu hujan reda.
setelah hujan reda kami mulai perjalanan turun kembali ke basecamp.
di tengah perjalanan kami bertemu dengan rombongan pendaki dari IPB, mahasiswa baru nampaknya. mereka kehujanan dan baru mau naik.
setelah tiba di persimpangan jalan yang bercabang, hujan turun dengan deras. kami ber 4 memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. trek berubah menjadi jalur air. kaki sudah lelah nampaknya, tetapi perjalanan masih jauh. kami salah jalur, kami malah melewati jalur bima.
perjalanan turun pun lebih lama sejam dari pada perjalanan naik.





sesampainya di basecamp kami di tertawai oleh pak syaiful, katanya
"gimana tambora ?"
"kacau pak, hahaha hujan terus"
"memang, pendaki dari UI aja belum turun-turun, kejebak hujan kali mereka, padahal barangnya dititipin disini"

selesai bersih-bersih, kami kaget, isi carrier basah semua, termasuk seleeping bag, dll.
akhirnya sore hari kami memutuskan untuk kembali pulang, entah akan mampir dimana kami pun masih belum tahu, rencananya sih saya dan kak toloy akan mendaki rinjani. kami menyewa mobil teman pak syaiful untuk mengantar kami ke perempatan manggalewa-dompu. untuak naik bis.

di sepanjang perjalanan kami melewati hamparan padang rumput hijau, kemudian kami berhenti sejenak di doro peti dan doro ncanga untuk berfoto dan menikmati alam sejenak. melihat sekumpulan sapi dan kuda yang sedang asyik bersantai.